courveture

Tuhanku...

setiap orang pasti punya kesalahan yang pernah dilakukan
begitu juga dengan saya
saya pernah membaca sebuah tulisan tentang seorang anak yang memiliki kepribadian yang buruk
suatu saat ayahnya menyuruhnya memaku sebuah paku di pagar setiap kali dia berprilaku buruk
anak itu pun melakukan apa yang dikatakan ayahnya
anak itu pun belajar untuk menahan diri dan jumlah paku pun berkurang karena menurutnya lebih mudah untuk menahan diri daripada memaku
kemudian anak tersebut menyampaikan hal itu kepada ayahnya tentang keberhasilannya
sang ayah pun menyuruhnya untuk mencabut setiap kali dia berhasil menahan diri
dan anak tersebut pun berhasil mencabut semuanya
kemudian ayahnya berkata
"anak ku kamu sudah berhasil menjadi anak yang baik. tapi coba lihat betapa bayak lubang yang ada di pagar. lubang tersebut tidak dapat kembali seperti semula. kalau kamu berselisih paham dengan orang lain maka akan meninggalkan bekas luka. kamu bisa menusukkan pisau ke orang lain dan mencabutnya kembali, akan tetapi ada bekas luka yang kau tinggalkan. tidak peduli berapa kali kamu minta maaf, luka tersebut tetap ada."
begitu pula dengan saya, saya pun pernah melakukan kesalahan
saya telah menorehkan luka
sampai saat ini penyesalan masih saya rasakan
terkadang seperti apapun kita berubah, orang lain masih sering mengungkit kesalahan kita yang telah lalu
ya, itulah luka yang tertinggal
tapi bisakah memberi kesempatan untuk berubah tanpa mengungkitnya lagi
karena tanpa di ungkit pun, orang yang pernah melakukan kesalahan masih memiliki rasa penyesalan yang tidak akan hilang,
lihatlah yang sekarang, jangan lihat yang dulu
beri kesempatan untuk menjadi lebih baik dan menebus kesalahan yang pernah dilakukannya

manakala nilai hidup ini hanya untuk diri kita, maka akan tampak bagi kita bahwa kehidupan kecil dan singkat
yang di mulai sejak kita memahami arti hidup dan berakhir hingga batas umur kita
tetapi apabila kita hidup juga untuk orang lain maka jadilah hidup ini bermakna panjang dan dalam
bermula dari adanya kemanusiaan itu sendiri dan berlanjut sampai kita meninggalkan dunia ini
sayyid quthub

selalu mengevaluasi tiap langkah kecil adalah suatu sikap bijak
berani untuk meluangkan waktu memikirkan apa saja yang telah dilakukan untuk dunia
menorehkan keburukkan bagi sesama atau menciptakan kebaikan-kebaikan kecil yang bernilai
selalu memperbaiki diri adalah langkah bijak untuk mengukir dunia lebih baik

tetaplah tersenyum karena masih banyak karunia yang ada padamu
tetaplah melangkah karena engkau masih kuat untuk berpijak
tetaplah berkarya karena engkau masih punya banyak kesempatan
tetaplah menyapa karena engkau masih punya banyak sahabat
tetaplah beramal karena engkau masih punya ruang-ruang kebaikan
tetaplah bersyukur karena engkau masih punya kehidupan
tetaplah berharap karena engkau masih punya Allah

semangat ^_^

sesungguhnya sumber kebahagiaan yang hakiki adalah di kediaman diri seseorang, perasaan yang memancar deras dari kedalaman diri dengan perasaan ridho, ketenangan jiwa, keceriaan dan rasa menikmati. Bahagia bukan karena faktor-faktor eksternal, sehebat apapun faktor-faktor eksternal tersebut sebab ia bersifat temporar, selama seseorang tidak menyiapkan faktor-faktor kebahagiaan secara internal, maka dia tidak akan meraih kebahagiaan, jadi :
bukan karena hari ini indah kita bahagia, tapi karena kita bahagia hari ini menjadi indah
bukan karena tidak ada rintangan kita menjadi optimis, tapi karena kita optimis rintangan menjadi tak terasa
bukan karena mudah kita yakin bisa, tapi karena kita yakin bisa semuanya menjadi mudah
bukan karena semua baik kita tersenyum, tapi karena kita tersenyum semua menjadi baik